Kawat Baja atau sling merupakan alat
penting untuk membantu proses konstruksi Jembatan, crane, dan lain-lain. Sling
mempunyai spesifikasi pada proses konstruksi, antara lain: untuk mengangkat (Lift), menahan dan
menggantung material konstruksi, sling sebagai alat bantu angkat, dalam
penggunaannya sangat tergantung pada berat beban, atau material yang akan di
angkat. Sehingga sling menjadi komponen penting, yang membutuhkan perhitungan
pada kekuatan dan perhitungan yang cermat,
sehingga tali kawat baja tersebut akan aman untuk digunakan, untuk memenuhi
standar tersebut, maka harus dilakukan pengamatan secara cermat untuk ukuran Sling dan kekuatannya , juga pada proses
pembuatannya, mulai dari penyediaan bahan atau material pokok, proses pembuatan
yang benar, hingga produk yang sudah jadi bahkan perawatannya harus
diperhatikan. Sehingga ukuran Sling dan kekuatannya bisa konsisten daya tahan
nya. Untuk membuat sling, pastilah akan membutuhkan biaya mahal, pada setiap
tahunnya. Mulai dari proses pembuatan dan
penggunaannya, hingga menemukan metode terbaru dalam pembuatan dan cara
penggunaanya. Sling memang sangat rentan untuk mengalami kerusakan. Biasanya
kerusakan terjadi karena kesalahan pada penggunaan dan perawatannya, dan pemilihan ukuran Sling dan kekuatannya yang baik dan benar, dan yang harusnya
dilakukan secara berkala, minimal menjaga kebersihan dan pelumasan pada sling.
Pengawasan maupun perawatan pada
tali Sling harus dimuat dalam Standard
Operating Procedure (SOP) dan
disesuaikan dengan praktek atau kondisi di lapangan, dimana tali kawat baja tersebut digunakan, harus diperhatikan
lokasi atau lingkungan, dan jenis Sling
yang digunakan. Dan pengecekan secara rutin. Biasanya kerusakan pada Sling meliputi:
tali putus, berkarat, aus, pengecilan diameter/ pemanjangan untaian, indikasi
kerusakan akibat salah penggunaan seperti terjepit, terpukul, tersayat, atau perubahan struktur pada Sling,
contohnya: perubahan kebulatan, regangan pintalan, kebengkokan kawat, dll.
Dengan mengetahui hal tersebut, maka penting sekali untuk mengetahui penggunaan
maksimum Sling. Biasanya kerusakan pada tali Sling disebabkan oleh hal-hal
dibawah ini:
1.
Tegangan : Yaitu putusnya tali Sling,
disebabkan oleh beban yang diterima Sling terlalu besar hingga melebihi
kekuatan sling tersebut. ditambah dengan faktor lain, seperti abrasiv dan
korosi. Pengangkatan yang terjadi secara
tiba-tiba juga menghasilkan tegang pada Sling. Sehingga sering terjadi beban
kejut dan akibatnya Sling menjadi kendor.
2. Keausan : Sling putus disebabkan terjadinya penipisan pada permukaan tali Sling yang kontak langsung dengan peralatan lainnya. Keausan akan terkonstrasi pada bagian yang mengalami gesekan secara terus menerus.
3. Kelelahan : Sling putus dikarenakan terlalu sering digunakan. Hingga tali sling tersebut akan hancur, hal ini terjadi kerena tali sling sering tertekuk sehingga elastisitasnya melebihi batas maksimumnya.
4. Korosi : Permukaan tali sling mengalami korosi pada bagian dalam
tali sling sangat sulit diketahui penyebabnya. Korosi merupakan bagian paling
berbahaya karena dapat merusak tali sling dari dalam, Jika pelumasan tidak
sampai ke inti dan dibiarkan mengering akan menyebabkan kerapuhan dan
berpengaruh pada kekuatan dalam menopang strand.
5. Tersayat : Tali sling yang tersayat umumnya dikarenakan
terjepit diantara dua komponen dimana tali sling terus bergerak, kondisi ini terjadi karena loncatan tali sling, keluar dari jalurnya seperti tali
sling tidak berada dalam alur sheave atau drum.
Belum ada aturan atau standar yang
tepat, yang dapat menjelaskan berapa lama umur atau daya tahan tali Sling. Namun
dengan melakukan penelitian secara
mendalam dengan metode yang tepat, serta
menitik beratkan variabel penelitian pada faktor keselamatan, dan faktor
ekonomi. serta pendekatan praktis di setiap peralatan, maka pertanyaan diatas dapat benar-benar
terjawab. Yaitu kapan tali sling diganti berdasarkan pertimbangan aspek keselamatan
dan aspek ekonomi.
SWL adalah Safe Working Load atau dalam Bahasa Indonesia
disebut Beban Kerja Aman untuk sebuah Sling, harus diingat secara
spesifik.
SWL = Kekuatan Putus Tali (Breaking Strength)
Faktor keamanan (Safety Factor)
Daftar
Kekuatan Putus Tali
Rope
Diameter (mm)
|
Rope
Diameter (inch)
|
Approx
Weight
Kg/100
m
|
Nominal
Breaking Strength
180
kgf/m
|
||
FC
|
IWRC
|
FC
|
IWRC
|
||
8
|
5/16
|
21.5
|
24.3
|
3540
|
3813
|
9
|
3/8
|
27.2
|
30.7
|
4480
|
4825
|
10
|
-
|
33.6
|
38.0
|
5530
|
5958
|
11
|
7/16
|
40.0
|
45.9
|
6690
|
7209
|
12
|
-
|
48.4
|
54.7
|
7970
|
8579
|
13
|
½
|
56.8
|
64.2
|
9350
|
10069
|
14
|
9/16
|
65.8
|
74.4
|
10800
|
11677
|
16
|
5/8
|
86.0
|
97.2
|
14200
|
15252
|
18
|
11/16
|
112.0
|
123.0
|
17904
|
19303
|
19
|
¾
|
124.0
|
137.0
|
19948
|
21508
|
22
|
7/8
|
167.0
|
183.0
|
26745
|
28837
|
24
|
15/16
|
199.0
|
218.0
|
31829
|
34318
|
25
|
1
|
216.0
|
237.0
|
34537
|
37227
|
28
|
1-1/3
|
271.0
|
297.0
|
43323
|
46710
|
32
|
1-1/4
|
354.0
|
389.0
|
56586
|
61009
|
36
|
1-3/8
|
448.0
|
493.0
|
71600
|
77418
|
38
|
1-1/2
|
500.0
|
550.0
|
79900
|
86290
|
40
|
-
|
554.0
|
609.0
|
88500
|
95580
|
44
|
1-3/4
|
670.0
|
737.0
|
107000
|
115580
|
FC
= Fiber Core
IWRC
= Independent Wire Rope Core